Berdasarkan survei UNESCO, indeks
membaca masyarakat Indonesia masih sangat rendah, hanya 0,001. Artinya, hanya
satu dari seribu orang masyarakat Indonesia yang membaca buku. Berbanding
terbalik dengan warga di belahan dunia lainnya, seperti Jepang. Bangsa Jepang adalah bangsa yang memiliki kualifikasi
yang tinggi terkait hal ini, yakni memiliki minat baca dan minat menulis yang
sangat tinggi. Cintanya mereka terhadap buku sudah tidak bisa dikatakan gemar
lagi, tapi membaca buku sudah jadi budaya mayarakat Jepang.
Budaya membaca di Jepang sudah terkenal di seantero
dunia, bahkan hal itu terlihat nyata ketika kita menengok para penumpang densha
(kereta api listrik), yang duduk maupun berdiri, sedang membaca (entah komik,
novel, koran, atau majalah). Durasi membacanya pun tidak tanggung-tanggung,
Meskipun membaca dengan berdiri, sedikitpun mereka tidak merasa terganggu untuk
konsentrasi membaca. Keren!
Harus diakui, orang Jepang sangat akrab dengan buku. Di
taman, di stasiun, di bis, di toko buku terlihat banyak orang Jepang yang sedang
membaca. Kegemaran mereka membaca buku sudah mendarah daging, apalagi ditunjang
dengan kemudahan dan fasilitas yang sangat mendukung hobi membaca, misalnya
perpustakaan. Terlebih pemerintah dan juga Kaisar Jepang tergolong menyukai
buku. Terbukti hampir 99% rakyat Jepang melek huruf. Wow!
Begitu pentingnya membaca baik itu koran, buku serta
media cetak lainnya bagi orang Jepang, membuat perusahaan-perusahaan penghasil
berita lewat media cetak tidak mati suri. Walau sekarang jaman sudah canggih
dengan teknologi internet dalam arti tidak perlu beli koran toh bisa lihat
berita online, tapi tetap bagi masyarakat Jepang memegang koran itu suatu
kebutuhan khusus yang tak tergantikan. Terbukti masih banyak loper koran yang
membagikan koran-korannya tidak hanya pagi buta saja tapi menjelang senja pun,
anak-anak sekolah yang bekerja paruh waktu terlihat membawa koran terisi penuh
di keranjang sepedanya. Ya, berlangganan koran pagi dan koran sore. Suatu
kebiasaan orang Jepang yang tidak ingin ketinggalan berita terbaru. Patut
diacungi jempol.
Jumlah
toko buku di Jepang sama dengan jumlah toko buku di Amerika Serikat, padahal
Amerika Serikat dua puluh enam kali lebih luas dan berpenduduk dua kali lebih
banyak daripada Jepang. Toko buku adalah salah satu tempat yang paling sering
dikunjungi. Jika supermarket dan toko lain di Jepang biasanya tutup pukul
20.00, toko buku biasanya masih tetap buka hingga larut malam.
Di
Jepang produksi buku per tahun 60.000-70.000 judul buku. Sebagai gambaran, saat
ini produksi buku di Indonesia 7000-10.000 judul buku pertahun, padahal dilihat
dari perbandingan jumlah penduduk, penduduk Indonesia jauh lebih banyak dari
penduduk Jepang.
Kegiatan belajar tak
akan lepas dari keberadaan buku. Entah itu membacanya, atau menulisnya.Walau sebaris, bacalah berita untuk menambah pengetahuan. Tetaplah
berfikir kalau diri adalah orang bodoh agar tetap terpacu untuk menimba ilmu
dari siapa dan apa saja.
“Kecemerlangan Islam
tertutupi kegelapan umatnya sendiri.”
Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Qs. Al-Alaq:1-5).
Bacalah,
itulah firman Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Sebuah perintah bermuatan
keilmuan, kenapa dikatakan bermuatan keilmuan, karena pada dasarnya berawal
dari aktivitas membaca semua rahasia ilmu akan terbuka, dengan membaca akan
membuka pintu gerbang pengetahuan, pengetahuan yang sebelumnya tidak pernah
kita ketahui. Tentunya aktivitas membaca memberi makna dan manfaat yang dahsyat
bagi manusia yang membiasakannya. Dengan membaca manusia akan banyak
mendapatkan banyak ilmu yang telah Allah rancang untuk kebutuhan dan
kebahagiaan manusia. Ilmu hanya dapat diperoleh melalui aktivitas membaca. Yang
lebih penting adalah agar umat Islam menjadi umat yang intelek, umat yang
berbudaya dan berperadaban ilmiah, menjadi bangsa yang menjujung tinggi budaya
keilmuan. Salah satu ciri
bangsa yang menjunjung tinggi budaya ilmiah dan keilmuan adalah mempunyai
kebiasaan membaca
“Sesungguhnya
hikmah adalah milik kaum Muslimin. Maka jika seorang Muslim menemukan hikmah
itu, dari manapun itu berasal, maka dialah yang paling berhak mengambilnya.”
0 Komentar
Penulisan markup di komentar