Serunya Budaya Membaca Ala Masyarakat Jepang

17.16


Berdasarkan survei UNESCO, indeks membaca masyarakat Indonesia masih sangat rendah, hanya 0,001. Artinya, hanya satu dari seribu orang masyarakat Indonesia yang membaca buku. Berbanding terbalik dengan warga di belahan dunia lainnya, seperti Jepang. Bangsa Jepang adalah bangsa yang memiliki kualifikasi yang tinggi terkait hal ini, yakni memiliki minat baca dan minat menulis yang sangat tinggi. Cintanya mereka terhadap buku sudah tidak bisa dikatakan gemar lagi, tapi membaca buku sudah jadi budaya mayarakat Jepang.

Budaya membaca di Jepang sudah terkenal di seantero dunia, bahkan hal itu terlihat nyata ketika kita menengok para penumpang densha (kereta api listrik), yang duduk maupun berdiri, sedang membaca (entah komik, novel, koran, atau majalah). Durasi membacanya pun tidak tanggung-tanggung, Meskipun membaca dengan berdiri, sedikitpun mereka tidak merasa terganggu untuk konsentrasi membaca. Keren!
Harus diakui, orang Jepang sangat akrab dengan buku. Di taman, di stasiun, di bis, di toko buku terlihat banyak orang Jepang yang sedang membaca. Kegemaran mereka membaca buku sudah mendarah daging, apalagi ditunjang dengan kemudahan dan fasilitas yang sangat mendukung hobi membaca, misalnya perpustakaan. Terlebih pemerintah dan juga Kaisar Jepang tergolong menyukai buku. Terbukti hampir 99% rakyat Jepang melek huruf. Wow!
Begitu pentingnya membaca baik itu koran, buku serta media cetak lainnya bagi orang Jepang, membuat perusahaan-perusahaan penghasil berita lewat media cetak tidak mati suri. Walau sekarang jaman sudah canggih dengan teknologi internet dalam arti tidak perlu beli koran toh bisa lihat berita online, tapi tetap bagi masyarakat Jepang memegang koran itu suatu kebutuhan khusus yang tak tergantikan. Terbukti masih banyak loper koran yang membagikan koran-korannya tidak hanya pagi buta saja tapi menjelang senja pun, anak-anak sekolah yang bekerja paruh waktu terlihat membawa koran terisi penuh di keranjang sepedanya. Ya, berlangganan koran pagi dan koran sore. Suatu kebiasaan orang Jepang yang tidak ingin ketinggalan berita terbaru. Patut diacungi jempol.
Jumlah toko buku di Jepang sama dengan jumlah toko buku di Amerika Serikat, padahal Amerika Serikat dua puluh enam kali lebih luas dan berpenduduk dua kali lebih banyak daripada Jepang. Toko buku adalah salah satu tempat yang paling sering dikunjungi. Jika supermarket dan toko lain di Jepang biasanya tutup pukul 20.00, toko buku biasanya masih tetap buka hingga larut malam.
Di Jepang produksi buku per tahun 60.000-70.000 judul buku. Sebagai gambaran, saat ini produksi buku di Indonesia 7000-10.000 judul buku pertahun, padahal dilihat dari perbandingan jumlah penduduk, penduduk Indonesia jauh lebih banyak dari penduduk Jepang.
Kegiatan belajar tak akan lepas dari keberadaan buku. Entah itu membacanya, atau menulisnya.Walau sebaris, bacalah berita untuk menambah pengetahuan. Tetaplah berfikir kalau diri adalah orang bodoh agar tetap terpacu untuk menimba ilmu dari siapa dan apa saja.

“Kecemerlangan Islam tertutupi kegelapan umatnya sendiri.”

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. Al-Alaq:1-5).
Bacalah, itulah firman Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Sebuah perintah bermuatan keilmuan, kenapa dikatakan bermuatan keilmuan, karena pada dasarnya berawal dari aktivitas membaca semua rahasia ilmu akan terbuka, dengan membaca akan membuka pintu gerbang pengetahuan, pengetahuan yang sebelumnya tidak pernah kita ketahui. Tentunya aktivitas membaca  memberi makna dan manfaat yang dahsyat bagi manusia yang membiasakannya. Dengan  membaca manusia akan banyak mendapatkan banyak ilmu yang telah Allah rancang untuk kebutuhan dan kebahagiaan manusia. Ilmu hanya dapat diperoleh melalui aktivitas membaca. Yang lebih penting adalah agar umat Islam menjadi umat yang intelek, umat yang berbudaya dan berperadaban ilmiah, menjadi bangsa yang menjujung tinggi budaya keilmuan. Salah  satu ciri bangsa yang menjunjung tinggi budaya ilmiah dan keilmuan adalah mempunyai kebiasaan membaca
“Sesungguhnya hikmah adalah milik kaum Muslimin. Maka jika seorang Muslim menemukan hikmah itu, dari manapun itu berasal, maka dialah yang paling berhak mengambilnya.”


Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔